Kadang orang salah pengertian terhadap bid’ah, sebenarnya apa sih bid’ah itu? Pengertian bid’ah menurut isam itu yang seperti apa sih, banyka sekali versi- versi pemahaman orang mengenai bid’ah, mari kita kaji lebih dalam tentang apa itu bid’ah.
Di dalam Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Maka sebaik-baik perkara adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara itu yang diada-adakan (muhdatsatuha),
dan setiap (kullu) yang diada-adakan (muhdatsah) itu adalah bid’ah, dan setiap (kullu) bid’ah itu sesat.” 1]
Hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah, bahwa Rasulullah Saw, “Jika seseorang melakukan perubahan (bid’ah) atas sesuatu dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama, maka tertolak.” 2]
Jadi semua amalan yang tidak pernah dilakukan Nabi Saw adalah bid’ah.
Hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah, bahwa Rasulullah Saw, “Jika seseorang melakukan perubahan (bid’ah) atas sesuatu dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama, maka tertolak.” 2]
Jadi semua amalan yang tidak pernah dilakukan Nabi Saw adalah bid’ah.
BID’AH TERBESAR SEPANJANG SEJARAH ISLAM
Dari Sa’ad bin Abi Waqqas, katanya : “Muawiyyah bin Abu Sufyan menyuruh Sa’ad (bin Abi Waqqas) dan menanyakan : “Apakah yang menjadi halangan bagimu untuk mencerca Abu Turab (Ali bin Abi Thalib)?” Sa’ad menjawab : “Adapun yang saya ingat ada 3 hal yang diungkap Rasulullah Saw. Karena (ketiga hal) itulah saya tidak akan MENCERCA Ali. Andai saja untuk saya satu dari ketiga hal yang dimilikinya itu, maka itu lebih aku sukai ketimbang memperoleh sejumlah binatang ternak yang sehat-sehat. Saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda ketika beliau menyuruh Ali tinggal (di Madinah) dalam beberapa peperangan, lalu Ali berkata kepada Rasul : “Ya Rasulullah, engkau menyuruhku tinggal bersama kaum perempuan dan anak-anak?” Rasulullah Saw bersabda, “Apakah engkau tidak merasa senang (ridha) kalau engkau bagiku serupa dengan kedudukan Harun dengan Musa, tapi tidak ada kenabian sepeninggalku.” Dan saya (Sa’ad) juga mendengar Nabi Saw bersabda di hari perang Khaibar : “Sesungguhnya aku akan menyerahkan panji-panji ini kepada seorang laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya sedang Allah dan Rasul-Nya mencintainya pula.” Lalu kami (para sahabat) menanti-nantikannya. (berharap memperoleh kedudukkan itu). Kemudian Nabi bersabda, “Panggillah Ali supaya dia datang kepadaku!” Dia dibawa (ke hadapan Nabi) dalam keadaan sakit mata, lalu Nabi meludahi matanya, lalu menyerahkan panji-panji kepadanya. Allah memberikan kemenangan di tangannya. (Yang ketiga) Setelah turun ayat : “Maka katakanlah : “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu…” dan Rasulullah Saw memanggil Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain, lalu beliau mengatakan, “Ya Allah! Mereka inilah keluargaku! (Allahumma Haulai Ahly)” 3]
Dari Sa’ad bin Abi Waqqas, katanya : “Muawiyyah bin Abu Sufyan menyuruh Sa’ad (bin Abi Waqqas) dan menanyakan : “Apakah yang menjadi halangan bagimu untuk mencerca Abu Turab (Ali bin Abi Thalib)?” Sa’ad menjawab : “Adapun yang saya ingat ada 3 hal yang diungkap Rasulullah Saw. Karena (ketiga hal) itulah saya tidak akan MENCERCA Ali. Andai saja untuk saya satu dari ketiga hal yang dimilikinya itu, maka itu lebih aku sukai ketimbang memperoleh sejumlah binatang ternak yang sehat-sehat. Saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda ketika beliau menyuruh Ali tinggal (di Madinah) dalam beberapa peperangan, lalu Ali berkata kepada Rasul : “Ya Rasulullah, engkau menyuruhku tinggal bersama kaum perempuan dan anak-anak?” Rasulullah Saw bersabda, “Apakah engkau tidak merasa senang (ridha) kalau engkau bagiku serupa dengan kedudukan Harun dengan Musa, tapi tidak ada kenabian sepeninggalku.” Dan saya (Sa’ad) juga mendengar Nabi Saw bersabda di hari perang Khaibar : “Sesungguhnya aku akan menyerahkan panji-panji ini kepada seorang laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya sedang Allah dan Rasul-Nya mencintainya pula.” Lalu kami (para sahabat) menanti-nantikannya. (berharap memperoleh kedudukkan itu). Kemudian Nabi bersabda, “Panggillah Ali supaya dia datang kepadaku!” Dia dibawa (ke hadapan Nabi) dalam keadaan sakit mata, lalu Nabi meludahi matanya, lalu menyerahkan panji-panji kepadanya. Allah memberikan kemenangan di tangannya. (Yang ketiga) Setelah turun ayat : “Maka katakanlah : “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu…” dan Rasulullah Saw memanggil Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain, lalu beliau mengatakan, “Ya Allah! Mereka inilah keluargaku! (Allahumma Haulai Ahly)” 3]
Apa yang disuruh Muawiyah kepada Saad bin Abi Waqqas jelas-jelas tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tetapi orang ini, setelah duduk di tampuk kekuasaannya melakukan banyak BID’AH, dan salah satu Bid’ah Terbesarnya adalah titah perintahnya kepada kaum Muslim pada masa kekuasaan Bani Umayyah : Mengutuk, mencerca dan menghina Sahabat besar Nabi Saw, Ali bin Abi Thalib.
Apakah ada contoh yang dilakukan Nabi Saw seperti yang dilakukan Muawiyah?
Tidak ada! Jadi ini bid’ah! Tak seorang pun bisa berkelit dengan fakta hadis ini!
Dan apa sabda Nabi Saww terhadap orang yang membenci sahabat Ali bin Abi Thalib? Di dalam Shahih Muslim diriwayatkan Rasulullah Saw bersabda : “Mencintai Ali adalah tanda keimanan dan membencinya adalah tanda kemunafikan.” 4]
Hadis ini sedemikian masyhur sampai-sampai beberapa sahabat nabi sering berkata, “Kami mengetahui kemunafikan seseorang dari kebenciannya terhadap Ali.” 5]
Lalu bagaimana dengan Muawiyah?
Apakah keterangan ini masih kurang jelas bagi Anda?
Mari kita lihat lagi beberapa riwayat yang semoga akan meyakinkan Anda yang membaca tulisan ini. 6]
Apakah ada contoh yang dilakukan Nabi Saw seperti yang dilakukan Muawiyah?
Tidak ada! Jadi ini bid’ah! Tak seorang pun bisa berkelit dengan fakta hadis ini!
Dan apa sabda Nabi Saww terhadap orang yang membenci sahabat Ali bin Abi Thalib? Di dalam Shahih Muslim diriwayatkan Rasulullah Saw bersabda : “Mencintai Ali adalah tanda keimanan dan membencinya adalah tanda kemunafikan.” 4]
Hadis ini sedemikian masyhur sampai-sampai beberapa sahabat nabi sering berkata, “Kami mengetahui kemunafikan seseorang dari kebenciannya terhadap Ali.” 5]
Lalu bagaimana dengan Muawiyah?
Apakah keterangan ini masih kurang jelas bagi Anda?
Mari kita lihat lagi beberapa riwayat yang semoga akan meyakinkan Anda yang membaca tulisan ini. 6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar